Gempa dahsyat diikuti gelombang tsunami berpotensi terjadi di Indonesia, tepatnya di Pulau Sumatera. Para ahli memperkirakan bencana yang akan terjadi menyerupai kejadian tsunami 2004.
Sekelompok ilmuwan, yang sebelumnya memprediksikan gempa Sumatera 2005, mengabarkan ancaman itu dalam sebuah surat yang dikirimkan kepada Jurnal Nature Geoscience.
Kelompok ilmuwan itu dipimpin oleh John McCloskey, seorang profesor dari Institut Riset Sains Lingkungan di Universitas Ulster, Irlandia Utara.
Dalam surat itu disebut, potensi bahaya tsunami terjadi akibat akumulasi tekanan selama dua abad di Palung Sunda, salah satu yang dikenal sebagai zona gempa dunia, yang membentang paralel hingga pantai Sumatera bagian barat.
"Ancaman tsunami dan gempa bumi berkekuatan lebih dari 8,5 SR di Mentawai tetap berlanjut," kata surat itu, seperti dimuat laman 9 News.
Korban akibat bencana yang akan terjadi, berpotensi seperti tsunami 2004 di Samudera Hindia.
Dalam surat itu, tak disebutkan jangka waktu terjadinya bencana, namun surat itu tegas memperingatkan ancaman bahaya untuk Padang, kota berpenduduk 850.000 orang yang berada di zona merah tsunami.
"Ancaman bencana telah jelas. Saat ini yang paling mendesak adalah bagaimana mengurangi akibat bencana," demikian isi surat itu.
Lebih dari 220.000 jiwa menjadi korban hantaman tsunami pada 26 Desember 2004 yang diakibatkan gempa 9,3 Skala Richter
Pada bulan Maret 2005, McCloskey mengingatkan bahwa gempa 26 Desember 2004 menciptakan potensi gempa berkekuatan 8,5 SR yang mampu memicu tsunami.
McCloskey terbukti benar, dalam waktu dua minggu. Pada tanggal 28 Maret 2005, sebuah gempa berukuran 8,6 SR terjadi di pulau Simeulue disertai tsunami setinggi tiga meter.
"Ini sangat penting dan mendesak bagi pemerintah Indonesia, dengan bantuan dari masyarakat internasional dan organisasi non-pemerintah, memastikan bahwa mereka menyelesaikan rekonstruksi bencana, lalu mempersiapkan masyarakat Padang mempersiapkan diri untuk bencana selanjutnya."
rakyat indonesia harus waspada....
sumber :http://nasional.vivanews.com