Utang RI Rp 1.992 TriliunKementerian Keuangan mengaku utang pemerintah yang jumlahnya Rp 1.992 triliun tidak bisa dilunasi dalam jangka waktu 1-2 tahun. Karena utang-utang tersebut banyak yang jangka waktunya 30 tahun mendatang atau sekitar tahun 2055.
"Pinjaman ini kan tidak jatuh tempo tahun depan. Ada yang 20-30 tahun," ujar Dirjen Pengelolaan Utang Robert Pakpahan di kantornya, Jalan Wahidin Raya, Jakarta, Senin (19/11).
Namun, lanjut Robert, kemampuan pemerintah untuk membayar utang-utangnya masih tinggi. Hal ini dapat terlihat dari rasio utang terhadap PDB yang semakin rendah dengan pendapatan yang terus meningkat tiap tahunnya.
"Kalau melihat kemampuan suatu negara bayar utang kan dilihat dari rasio utang terhadap PDB itu 23 persen itu sangat aman. Kita tidak bisa bandingkan utang outstanding Rp 1.992 triliun dengan penerimaan 1 tahun karena ini akan dibayar 30 tahun," ujarnya.
Robert meyakini, secara perlahan utang pemerintah ini akan berkurang mengingat komposisi utang yang lebih banyak untuk membayar pinjaman dibandingkan mengeluarkan utang baru.
"Dari tahun ke tahun kita lebih banyak membayar yang pinjaman daripada menarik pinjaman baru, sehingga yang Rp 632 triliun ini kita harapkan makin berkurang," tandasnya.
Seperti diketahui, total utang pemerintah Indonesia hingga Oktober 2012 mencapai Rp 1.991,59 triliun. Dalam sebulan, jumlah utang ini naik Rp 15,97 triliun.
Jika dibanding akhir 2011, jumlah utang ini naik Indonesia naik Rp 182,64 triliun.
Secara rasio terhadap PDB, utang pemerintah Indonesia berada di level 27,5% pada Oktober 2012.
Jika dihitung dengan denominasi dolar AS, jumlah utang pemerintah di Oktober 2012 mencapai US$ 207,13 miliar, naik dari bulan sebelumnya US$ 206,05 miliar.
Jumlah utang dalam denominasi dolar AS ini juga naik dari posisi di akhir 2011 yang mencapai US$ 199,49 miliar.
Total Utang Indonesia ke Jepang Rp218,63 Triliun
Kementerian Keuangan menyatakan total utang Indonesia ke Jepang per 31 Oktober 2012 mencapai sekitar Rp218,63 triliun.
"Total pinjaman pemerintah secara bilateral ke Jepang per 31 Oktober 2012 mencapai Rp281,63 triliun," kata Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Pengelolan Utang Kemenkeu Robert Pakpahan di Jakarta, Senin (19/11).
Ia menambahkan, nilai tersebut belum termasuk obligasi berdenominasi Yen atau Samurai Bond senilai 60 miliar Yen (setara Rp7,212 triliun).
"Dengan penandatanganan ini (Samurai Bond) kira-kira ditambah Rp7,2 triliun menjadi sekitar Rp288,83 triliun," katanya.
Obligasi bertenor 10 tahun yang memiliki tingkat kupon 1,13 persen itu bertujuan untuk menutupi defisit pembiayaan pada APBN-P 2012.
Sementara itu, total "outstanding" utang pemerintah per Oktober mencapai Rp1991,7 triliun dengan rincian Rp632,74 triliun dalam bentuk pinjaman dan Rp1.358 triliun dalam bentuk surat utang negara (SUN).