Wisata Sehat ke Dataran Tinggi MalinoPada sebuah akhir pekan di bulan November 2010, kami sekeluarga berwisata ke Malino, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Bila sebelumnya banyak orang mengatakan bahwa Malino tidak sedingin dulu lagi, namun kenyataannya selama di Malino udara dingin sangat terasa dan membuat saya menggigil di waktu malam.
Kami menginap di Hotel Pinang Mas, tidak jauh dari Pasar Sentral, Malino tempat banyak dijajakan buah-buah dan sayur-sayuran segar. Dengan tarif sekitar 150 ribu sudah bisa menginap di hotel yang berlantai tiga dan letaknya berada di ketinggian jalan raya. Dengan letaknya yang berada di ketinggian, dari balik kaca jendela bisa menatap pemandangan deretan panjang pegunungan Bawakaraeng di kejauhan. Awan putih menyelimuti pegunungan itu menambah kesejukan pandangan selama berwisata.
Untuk menuju Malino, bisa dilalui dengan dua jalur yakni jalur DAM Bili-Bili dan jalur alternatif melalui jalan trans Mamminisata di Kecamatan Pattallassang, Gowa. Bagi wisatawan yang membawa kendaraan pribadi kebanyakan melewati jalur alternatif karena jalanannya relative lebih baik dibanding jalur umum yang melewati DAM Bili-Bili. Namun bagi yang menggunakan jasa angkutan umum harus rela menempuh jalur DAM Bili-Bili yang memiliki jalan berlubang karena sering dilalui truk-truk pengangkut pasir dan sebagian jalan masih sementara diperbaiki dengan beton.
Ada beragam tempat bisa menjadi persinggahan di Malino guna menikmati liburan akhir pekan. Pada pagi hari, bisa berbelanja sayur-sayuran dan buah-buahan segar di Pasar Sentral Malino. Setelah berbelanja sayur dan buah segar, sarapan pagi bisa dinikmati di kedai-kedai di tepi hutan pinus, sekitar 30 meter kearah utara dari Pasar Sentral Malino. Puas sarapan pagi, kuda-kuda Malino bisa dinaiki mengelilingi hutan pinus dengan tarik sekitar Rp 10 ribu. Bagi penggemar olahraga bersepeda seperti downhill, di hutan pinus inilah pernah digelar pertama kali olahraga menantang itu di Sulawesi Selatan.
Dari hutan pinus, perjalanan bisa dilanjutkan kearah utara menuju Kebun Teh Malino yang dikelola sebuah perusahaan swasta. Untuk mencapainya, harus rela melalui jalanan berkelak-kelok sekitar 10 menit lamanya. Didalam kebun teh Malino, pemandangan panorama Malino sangat terasa berupa panorama pebukitan dari kejauhan ditengah bukit teh. Untuk mencapai puncak bukit teh lagi-lagi harus melewati jalan berkelok dengan medan agak berat karena dikiri jalan terdapat lembah yang dalam. Apalagi bila terdapat mobil dari arah yang berlawanan, maka salah satunya harus berhenti untuk memberi kesempatan bagi mobil yang sedang melewati jalan menanjak.
Ketika menjelang siang, saatnya menikmati air dingin Malino di air terjun Takapala. Jaraknya sekitar 10 kilometer dari kota Malino kearah timur. Untuk menuju ke air terjun, kembali harus melewati jalan kelak-kelok dan pemandangan pebukitan. Pada saat memasuki kawasan air terjun, terdapat jalan menurun yang sangat terjal menuju tempat parker. Bagi yang ingin menghindari jalan menurun terjal tersebut, bisa memarkir kendaraan sebelum jalan menurun namun harus rela berjalan kaki menyisiri tangga hingga ratusan buah ke bawah jurang. Kerelaan berkorban ke bawah jurang akan terbayar ketika memasuki area terdekat air terjun yang demikian eksotik.
Penyakit Hawa Dingin
Sebelum berwisata ke Malino yang berhawa dingin, apalagi bila akan menginap selama beberapa hari maka sebaiknya mempersiapkan diri dari aspek kesehatan. Bila tanpa persiapan matang, maka penyakit hawa dingin dapat menyerang seperti penyakit Hipotermia. Penyakit Hipotermia adalah suatu kondisi ketika seluruh badan terasa kedinginan akibat terlalu lama berada dalam cuaca berangin dan hujan. Badan yang terpapar kedinginan terlalu lama dapat menyebabkan tubuh membeku, pembuluh darah dapat mengerut hingga dapat memutus aliran darah ke telinga, hidung, jari dan kaki.
Penyakit Hipotermia tergolong penyakit kronis akibat terganggunya mekanisme pemanasan didalam tubuh. Seseorang yang terkena penyakit Hipotermia akan menderita kemuyuh (ganggren) sehingga perlu diamputasi. Proses penyakit Hipotermia terjadinya pendinginan pada jaringan dalam dan organ tubuh setelah panas dipermukaan tubuh hilang. Gejala seseorang terkena kedinginan berupa gigi gemeretakan, rasa mengantuk yang luar biasa, kondisi badan sangat letih, pandangan perlahan menjadi kabut, serta kesigapan fisik dan mental menjadi lamban. Pada kondisi yang lebih parah, seseorang yang terkena kedinginan membuat badan sempoyongan akibat gerakan tubuh menjadi tidak terkontrol, pikiran kacau membuat pembicaraan menjadi meracau, nafas menjadi pendek dan denyut nadi menjadi lamban dan berakhir pingsan.
Sebaiknya menghindari mengenakan pakaian basah dan kaos kaki basah karena akan menambah rasa dingin di sekujur tubuh. Meski pada musim kemarau dan cuaca malam cerah sekalipun, di Malino tetap terasa dingin dibuktikan dengan adanya kristal-kristal es yang menempel pada dedaunan, terutama pada bunga edelweiss. Agar tubuh tetap memiliki energy untuk memanaskan tubuh, asupan makanan tetap menjadi perhatian utama karena cuaca dingin kadang membuat malas makan karena perut kembung.
Agar pakaian dan peralatan lainnya tidak basah, sebaiknya menggunakan cover pelindung air untuk membungkus tas. Pakaian didalam tas sebaiknya dibungkus kantong plastik agar terhindar dari air agar tersedia selalu beberapa lapis pakaian kering bila terkena kedinginan. Peralatan yang tidak kalah pentingnya menghadapi hawa dingin adalah jaket tebal, mantel hujan dan kantung tidur.
Selain penyakit hipotermia, penyakit Bell’s palsy (kelainan saraf wajah) dapat menyerang seseorang bila selalu berada dalam cuaca dingin. Penyebab bell’s palsy adalah angin yang masuk ke dalam tengkorak atau foramen stilo mastoideum sehingga membuat syaraf di sekitar wajah sembab lalu membesar. Pembengkakan syaraf nomor tujuh (nervous fascialis) mengakibatkan pasokan darah ke syaraf tersebut terhenti dan menyebabkan kematian sel sehingga fungsi menghantar impuls atau rangsangnya terganggu. Akibatnya, perintah otak untuk menggerakkan otot-otot wajah tidak dapat diteruskan.
Gejala klinis penyakit bell’s palsy adalah terjadi asimetri pada wajah, rasa baal/kebas di wajah, air mata tidak dapat dikontrol dan sudut mata turun. Gejala klinis lainnya adalah kehilangan refleks konjungtiva sehingga tidak dapat menutup mata, rasa sakit pada telinga terutama di bawah telinga, tidak tahan suara keras pada sisi yang terkena, sudut mulut turun, sulit untuk berbicara, air menetes saat minum atau setelah membersihkan gigi, dan kehilangan rasa di bagian depan lidah. Seseorang yang menderita penyakit bell’s palsy yang sudah parah akan mengalami perubahan bentuk wajah menjadi penyok, bicara tidak jelas, fungsi lidah terganggu terutama saat mengucapkan huruf konsonan, dan lain-lain.
Nama Bell’s palsy diambil dari nama seorang dokter dari abad 19 yang pertama menggambarkan kondisi ini dan menghubungkan dengan kelainan pada syaraf wajah, Sir Charles Bell. Meski nama penyakit ini terlihat keren, namun pada kenyataannya para penderita penyakit Bell’s palsy akan mengalami gangguan wajah dari segi estetika dan fungsi. Siapapun yang memiliki wajah bagus pasti menghindari dan ingin membayangkan mengalami penyakit ini. Risiko kecacatan pada wajah berupa muka penyok dapat saja terjadi akibat kehilangan salah satu syaraf dan akhirnya wajah menjadi tidak proporsional dan tidak seimbang.
Cuaca dingin juga berpengaruh terhadap peningkatan risiko serangan jantung. Penelitian terbaru oleh Fakultas Epidemiologi dan Kesehatan Penduduk, London School of Hygiene & Tropical Medicine, London, Inggris yang dipublikasikan pada edisi online British Medical Journal pada 10 Agustus 2010 menunjukkan ketika suhu turun 1 derajat Celsius dalam sehari, menaikkan 2% peningkatan penyakit jantung di minggu berikutnya. Berdasarkan analisis dari catatan medis terkait temperatur udara, lebih dari 84.000 pasien serangan jantung yang berlangsung selama tiga tahun antara 2003-2006 di Inggris dan Wales, memperlihatkan bahwa penurunan hanya 1 derajat Celsius (1,8 derajat Fahrenheit) pada satu hari menyebabkan kenaikan 2% kumulatif dalam jumlah serangan jantung pada pekan selanjutnya.
Dua persen mungkin terdengar kecil, tetapi semua orang menghadapi perubahan cuaca dan biasanya serangan jantung dipicu dari hal ini. Jadi, 2 persen ini adalah angka tambahan yang sangat substansial menambah banyaknya penderita penyakit jantung. Sekitar 200 orang per satu derajat terjadi di Inggris, di mana penelitian ini dikendalikan. Apalagi, orang tua dan mereka yang jantungnya bermasalah sangat rentan terhadap efek penurunan suhu (healthday.com).
Dengan mengenal ragam penyakit dan faktor risiko penyakit pada daerah berhawa dingin seperti dataran tinggi Malino, maka risiko terkena penyakit dapat dihindari. Disinilah perbedaan mendasar ilmu kesehatan masyarakat dengan ilmu kedokteran dalam memandang obyek sama seperti kesehatan wisata. Bila aspek kedokteran (travel medicine) lebih menekankan pada penanangan korban/penderita penyakit akibat perjalanan wisata, sementara aspek kesehatan masyarakat (travel health) lebih berfokus pada manajemen faktor risiko agar seseorang dapat mencegah suatu penyakit sebelum, selama dan sesudah melakukan perjalanan wisata.